#MainJalan Singkat di Kabupaten Jepara

Senja di Pantai Bandengan, Jepara, Jawa Tengah
(dok. Andini Harsono)

Setelah menghabiskan waktu di Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah selama 3 hari 2 malam, saya dan sahabat saya Rahma memutuskan untuk mampir ke Jepara, Jawa Tengah. Tahun 2016 lalu tepatnya pada bulan April saya sudah sempat tinggal beberapa minggu di Jepara untuk membantu menyukseskan pagelaran Festival Kartini IV tahun 2016. Karena masih kurang puas maka saya membujuk Rahma untuk menemani saya kembali menikmati indahnya Jepara. Seperti kota pesisir utara pada umumnya, udara di Jepara panas. Jepara juga memiliki beberapa pantai.

Dengan menggunakan kapal cepat dari Karimun Jawa, kami merapat di pelabuhan Pantai Kartini pukul 13.00 WIB waktu itu. Perjalanan ke Karimun Jawa hingga Jepara kami lakukan pada bulan September 2016 lalu. Sebenarnya kami pergi tidak hanya berdua, ada 4 orang teman kami lainnya yang memilih lebih lama menikmati Karimun Jawa. (cerita kami di Karimun Jawa akan ditulis diartikel lain). Perut keroncongan tidak tertahan dirasakan kami. Akhirnya kami memutuskan untuk singgah sejenak mengisi perut sambil menunggu jemputan dari kerabat di Jepara.

Pantai Kartini ramai dengan wahana bermain bagi anak-anak. Ada juga Museum Kura-kura di Pantai Kartini serta penginapan di dalam pantainya. Pantai Kartini digunakan juga sebagai pelabuhan untuk menyebrang ke Karimun Jawa.


Menjelang sore setelah istirahat sebentar, kami memutuskan untuk menikmati senja di Pantai Bandengan. Pantai ini tidak terlalu jauh dari tempat kami menginap. Pantai yang memiliki pasir putih, bebatuan khas warna putih dan juga wahana permainan air menjadi salah satu pantai primadona Jepara yang wajib dikunjungi saat liburan. Tiket masuknya Rp. 5.000.- per orang.

Benteng Portugis, Jepara, Jawa Tengah
(dok. Andini Harsono)

Selama di Jepara kami browsing destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Banyak sekali destinasinya. Selama berselancar di dunia maya, kami tidak takut kuota habis. Pakai XL semua aman. Jaringan 4G LTE-nya kuat di Jepara bahkan waktu di Karimun Jawa XL dapat memberikan signal yang baik. Karena perhitungan waktu dan jarak tempuh, kami memutuskan untuk ke Benteng Portugis. Bermodalkan motor pinjaman dari kerabat, informasi arah jalan, dan kami lanjutkan mencari jalan menggunakan Google Maps. Kami sudah khawatir gak dapat signal ketika blusukan. Tapi ternyata XL memberikan kami signal 3G sehingga GPS kami berjalan dengan baik.

Benteng Portugis yang terletak di Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo sebelah timur laut pusat kota Jepara ini belum ada transportasi umum untuk pengantar pelancong ke sana. Benteng yang dibangun di atas bukit batu di pinggir laut dan di depannya terdapat Pulau Mondoliko memiliki meriam yang jarak tembakannya hanya 2-3 KM saja. Harga tiket masuk Benteng Portugis hanya Rp. 2.000,- per orang dan parkir motor Rp. 1.000,-. Murah sekali bukan.

Perjalanan menuju Benteng Portugis bukan tanpa halangan. Hujan deras di tengah perjalanan, jalanan yang tidak rata, batu-batuan tajam pada jalan, hingga rantai motor kami kendor. Untungnya kami super women jadi kami bisa membetulkan sendiri rantai kendor tersebut hehe..

di belakang saya terdapat dermaga untuk berlayar ke Pulau Mondoliko
(dok. Andini Harsono)

Selama berada di Benteng Portugis, saya dipantau terus oleh kerabat. Aplikasi whatsapp menjadi ruang penting bagi kami berkomunikasi. Untungnya signal 3G masih kami dapatkan di dalam Benteng Portugis. Kami tidak berani naik ke Bentengnya karena sepi hihihi jadi kami hanya mengamatinya saja dari pinggir pantai. Terlihat beberapa nelayan asyik menjaring ikan dan beberapa pengunjung asyik memancing. Tepat di belakang saya foto di atas, terdapat dermaga yang digunakan untuk menyebrang ke Pulau Mondoliko. Ahh ingin rasanya kami kesana. Tapi apa daya waktunya tidak cukup.

Depan Benteng Portugis, Jepara, Jawa Tengah
(dok. Andini Harsono)

Beranjak dari Benteng Portugis kami menyoba menikmati senja di Pantai Teluk Awur. Tapi ternyata kami salah jalan, dan saya ingat jalan yang kami nyasar itu adalah Kecamatan Bangsri. Ya sudah kami putuskan untuk menuju pantai yang terdapat di Bangsri. Adalah Pantai Ombak Mati atau Pantai Bondo menjadi tujuan kami. Pada waktu itu ada acara sedekah laut dimana acara budaya tradisi turun temurun ketika panen ikan. Ada pagelaran wayang dan kesenian serta memberikan sesajen dan beberapa hasil tangakapan ke laut. Maknanya sebagai rasa terima kasih kepada laut yang sudah menyediakan ikan untuk sumber penghasilannya. Tentunya juga sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pantai Ombak Mati atau Pantai Bondo, Jepara, Jawa Tengah
(dok. Andini Harsono)

Malamnya kami diajak untuk makan malam lesehan di sekitar Taman Kerang Jepara. Taman yang tidak terlalu luas ini terdapat ayunan dan plosotan untuk anak-anak bermain. Hiasan lampu dan Asmaul Husna menghidupkan taman ini di waktu malam. Tapi kalau ke sini sebaiknya oleskan lotion anti nyamuk terlebih dahulu karena banyak nyamuk kalau malam :D

Oya, tepat di belakang Taman Kerang ada Radio Kartini. Radionya orang Jepara.

Taman Kerang, Jepara, Jawa Tengah
(dok. Andini Harsono)

Kesenian Warok, Jepara, Jawa Tengah
(dok. Andini Harsono)

Keesokan harinya, kami diajak melihat arak-arakan kesenian Jepara. Salah satunya Warok dan wayang orang. Ada juga Barongsai, dan pentas seni budaya lainnya. Ini yang saya rindukan dari Jepara. Banyak sekali kegiatan seperti ini sebagai bentuk apresiasi terhadap seniman sekaligus memperkenalkan budaya Jepara kepada wisatawan.

Untuk sentuhan modernnya, ada juga fashion on the street yang menampilkan karya anak-anak SMK tata busana dalam menyulap tenun Jepara, batik Jepara bahkan barang-barang daur ulang untuk dijadikan busana indah layak pakai. 

Ini juga menjadi daya tarik tersendiri saat berkunjung ke Jepara. Bahkan pada peringatan Hari Kartini pada Festival Kartini IV tahun 2016 lalu, Karnaval fashion ini menjadi idola baru warga Jepara. Antusias warga dan juga pengunjung menjadikan semangat para kreatif dalam memamerkan hasil rancangannya. Waktu itu sempat diliput Liputan 6 SCTV lhoo hehe.. Semoga kedepannya dapat makin berkembang hingga ke mancanegara yaa.

Wayang Orang Jepara, Jawa Tengah
(dok, Andini Harsono)

Nah perjalanan saya dan Rahma di Jepara harus berakhir pada hari ketiga karena kami harus segera kembali ke Jogjakarta. Perjalanan singkat namun sungguh berkesan. Setiap perjalanan pasti mempunyai cerita baru yang unik. Tapi lepas dari keberanian kami untuk blusukan ke destinasi tanpa dukungan dari kerabat dan kawan di Jepara tidaklah ada artinya. Ditambah dukungan dari provider yang mumpuni paham betul ketika kami membutuhkan bantuan signal untuk GPS, dan XL dapat memberikan hal itu dengan baik. Beruntung sekali kami sudah hidup di jaman serba canggih teknologi. Semoga kecanggihan teknologi dapat menjadi sebuah langkah dalam berbuat kebaikan. Gunakan teknologi secara bijak maka kita akan merasakan manfaat positif dalam kehidupan kita sehari-hari.

Jangan lupa ketika kamu hendak berpetualang, pastikan kamu siap fisik, siap gadget (provider ok, charger, baterai), siap mental, dan siap uang. Selamat berpetualang. Salam #MainJalan :)

Panorama Pantai Bandengan menjelang senja
(dok. Andini Harsono)

4 komentar

  1. Ooh sampai pantainya ada yg bernama Kartini di Jepara. Sip. Kalau suatu waktu ada rezeki ke Jepara, harus ke.sini nih 😊

    BalasHapus
  2. Wuih seperti seru ya Mbak traveling sama XL ke Jepara.. Culik aku Mbak

    BalasHapus
  3. Duh duuuhh, jadi pengin main ke Jepara :)
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus