Singgah di Ho Chi Minh City, Viet Nam

Jalanan Ho Chi Minh City
(dok. @sankgendot)

Ho Chi Minh City (HCM) - Vietnam

Pergi ke kota Ho Chi Minh City (HCM) tidak pernah terbayangkan oleh saya sebelumnya. Jangankan ke HCM, saya belum pernah ke luar negeri. Dengan sedikit nekat karena keinginan traveling ke luar negeri, September 2016 saya membeli tiket promo KUL - HCM untuk keberangkatan tanggal 24 Juli 2017. Hah? Hampir setahun keberangkatannya? Ini kesempatan bagus untuk menabung sebelum jalan-jalan hehe..

Bertolak dari Kuala Lumpur dimana saya sudah staycation 3 hari 2 malam di sana, saya bersama 3 orang geng dari Jogja menuju HCM dengan penerbangan pagi. Menikmati hangat sinar matahari pagi bersama gumpalan-gumpalan awan, kami dibuat terpukau oleh lukisan alam yang tersaji di atas sana. Dan ketika telah memasuki zona HCM, kami disambut rintik hujan pagi menyejukkan.

Imigrasi, Bahasa Viet Nam dan Bus

Hal yang pertama kami lakukan ketika mendarat adalah mencoba untuk membaca tulisan Viet Nam dan itu tidak berhasil. Dalam antrian pemeriksaan Imigrasi yang panjang, kami dibuat penasaran dengan bahasanya karena mereka tidak menggunakan bahasa Inggris. (Mau googling belum tersambung wifi) ini menarik bukan? :D

Untungnya petugas Imigrasi yang memeriksa kami menggunakan bahasa Inggris. Thank God. Setelah melewati Imigrasi, kami mencari toilet dengan terus mendengarkan pengumuman penerbangan melalui speaker bandara dengan bahasa Viet Nam. Kekayaan bahasa luar biasa, dengan nada bicara, intonasi suara, setiap tempat berbeda. Subhanallah

Setelah keluar dari pintu bandara seperti biasa banyak travel, hotel, perorangan yang mengulurkan tulisan nama orang yang akan mereka jemput. Sedangkan kami tidak ada yang jemput :( "hey kalian kan petualang. Masa minta dijemput?" suara-suara khayalan mulai muncul *lol :D

Tidak jauh dari pintu kedatangan ada deretan bus berbagai jurusan mengantri menunggu penumpang. Kami menaiki bus tujuan Pham Ngulao, Distrik 1 dengan harga tiket 20.000 VND. Sepanjang jalan disuguhi dengan pemandangan kota yang aduhai. Tanah basah mengeluarkan aroma khas tersiram hujan menambah sejuk suasana. Serasa mendapatkan hadiah undian, wifi bus sangat berguna bagi kami mencari info di mana letak penginapan kami untuk transit. Kok transit? Iya kami memang tidak berencana menginap di HCM. Kenapa? Karena kami ingin melanjutkan perjalanan ke Siem Reap, Cambodia. Kalau ke Viet Nam, harus ke Hanoi dan kami memang tidak memasukan Hanoi dilist kami karena berbagai alasan.

Dihibur dengan pemandangan perempuan bersepeda motor menggunakan rok mini dan high heels yang hendak bekerja, kami akhirnya sampai pada tujuan meskipun tidak persis di depan hotelnya. Setelah berjalan kurang lebih 1,5 KM kami menemukan hotelnya. Rata-rata hotel di HCM berada di ruko-ruko dimana lantai bawah digunakan untuk tour and travel dan money changer lalu di lantai atas digunakan sebagai penginapan. Kamu akan jarang menemui hotel yang ada liftnya. Olahraga yess.. Nama hotel tempat kami transit Vinh Hostel.

Independence Museum and Ho Chi Minh City Street

Waktu makan siang telah tiba. Kami bergegas mencari makanan halal di sekitar hotel. Sebelumnya kami saling mengingatkan bahwa kami belum menukarkan uang Rupiah ke Viet nam Dong. Berjalan menyusuri trotoar kota sembari menikmati taman-taman nan hijau serta riuhnya jalanan Ho Chi Minh City, membuat kami bersemangat untuk berkeliling lebih jauh.

Suasana pasar tradisionalnya
(dok. @sankgendot)


Sampailah kami di pasar tradisional. Di depannya ada Money Changer yang harganya bersahabat. Saya menukarkan Rp. 150.000,- dan mendapat VND 250.000 dengan kurs 0,6. Wow lumayan kan bedanya hehe.

Setelah blusukan keliling pasar dan mendapat beberapa souvenir, kami menuju ke warung makan halal Usman namanya. Kami makan Pho ayam. Rasanya, segar, gurih dan pedas dengan sambalnya yang mantap. Harga semangkok Pho VND 50.000.

Kami adalah Geng ASEAN :D sedang berada di Independence Museum, Ho Chi Minh City
(dok. @sankgendot)

Setelah puas menyantap makan siang, kami berjalan kembali menuju Independence Museum. Harga tiket masuknya VND 40.000. Megah sekali. Terawat, rapi dan ramai dikunjungi wisatawan. Menariknya pemandu di istana ini berpakaian tradisional Viet Nam dengan tubuh langsingnya itu. (ngiriii..)

Tuh kan langsiiingg banget guide nya :D
(dok. @sankgendot)


Salah satu ruang pertemuan
(dok. @sankgendot)


Museum ini terdiri dari 3 lantai. Terdapat ruangan-ruangan besar yang dahulu digunakan sebagai ruang kerja, ruang rapat, ruang makan hingga ruang tidur. Semua benda masih tersimpan rapi.

Puas berkeliling museum, kami melanjutkan perjalanan menyusuri taman. Ya, Ho Chi Minh banyak sekali taman. Lalu kami menemukan Kantor Pos, taman buku dan coffee shop yang kece. Kedai kopi kekinian yang dikemas klasik menyajikan kopi andalan Viet Nam dan minuman lainnya. Suasana semakin nyaman dengan adanya buku-buku bacaan berjejer rapi. Tapi sedih, saya gak ngerti artinya (karena semua menggunakan bahasa Viet Nam).

Kantor Pos
(dok. @sankgendot)


Matahari mulai kembali keperaduannya. Ho Chi Minh tetap ramai. Jam pulang kantor macet. Kami berjalan menyusuri mall-mall besar, lalu singgah sebentar hanya untuk mengetahui isi didalamnya. Kemudian kembali lagi ke restoran halal untuk makan malam.

Di area pasar, terdapat tas-tas kebutuhan traveling murah dengan kualitas bagus, serta helm-helm khas Viet Nam. Oya tadi siang kami juga menemukan toko buku kece dengan koleksi buku-buku menawannya. Lokasinya agak masuk ke gang. Di sekitarnya banyak pedagang kaki lima menjajakan dagangannya. Seruuu...

Bergegas ke Siem Reap, Cambodia

Waktu menunjukan pukul 9 malam waktu Ho Chi Minh. Kami harus segera kembali ke hotel untuk bergegas ke pool bus yang mengantarkan ke Negara tujuan kami selanjutnya. Siem Reap, Cambodia adalah tujuan kami setelah Ho Chi Minh City.

Kami menggunakan sleeping bus dengan harga tiket $24. Pool bus terletak sekitar 250 meter dari hotel tempat kami singgah. Sepanjang perjalanan menuju ke sana, terlihat bar-bar yang memanjakan pengunjungnya dengan musik keras. Banyak sekali bule-bule bertebaran di sana. Pukul 11 malam menjadi waktu sibuk di jalanan ini. Mungkin hingga pagi menjelang. Entahlah. Tepat pukul 12 kami berangkat menuju Siem Reap.


Ho Chi Minh City kota yang asyik, kota yang ramah, kota yang sejuk. Sayangnya kami hanya singgah. Rencananya tahun depan (2018) kami akan kembali untuk explore Hanoi dan Da Nang. Semoga benar-benar terlaksana. Siapa yang mau gabung? Hehe :D

2 komentar

  1. Tahun depan, musti bisa bahasa vietnam mbak. Biar lebih seru

    BalasHapus
  2. Dari dulu aku penasaran banget nih sama Vietnam. Semoga kalo lagi selow bisa kesana.

    BalasHapus