Beneran Nih Bisa Ke Russia? - episode 2

Andini saat tiba di Saint Petersburg berfoto di depan Stasiun
Doc. Andini Harsono


Bukan cuma Moscow yang saya sebutkan dalam hati untuk bisa ke sana. Kota Saint Petersburg menjadi tujuan kedua setelah Moscow. Kalau sudah sampai sana, sayang sekali jika tidak ke Saint Petersburg. Tadinya bos saya menolak untuk ke sana karena berbagai alasan. Namun, saya setengah memaksa hehe. Saat bos saya masih bingung memutuskan, saya berkata padanya bahwa saya minta ijin 3 hari extended di sana untuk ke Saint Petersburg seorang diri. Idih nekat banget kan?

Saya semakin rajin browsing gimana caranya ke Saint Petersburg dengan cara hemat. Tentunya kalau saya berangkat seorang diri, saya akan menggunakan budget backpacker. Ada beberapa cara untuk menuju ke Saint Petersburg dari Moscow. Paling nyaman sih pakai kereta api cepat dengan menempuh waktu perjalanan selama 4 jam. Kalau dengan biaya murah, kereta api malam hari bisa menjadi pilihan. Mengantar penumpang menuju Saint Petersburg selama 9 jam lamanya maka bisa dijadikan pengganti biaya inap di hotel kan, hehe. Pilihan dormitory hostel bisa sangat membantu biaya selama berada di sana, saya pun sudah memilih beberapa hostel yang sesuai dengan kantong. Setelah saya total semua biaya untuk ke sana, saya sudah siapkan uang tabungan saya untuk digunakan. Syukur Alhamdulillah saya ada uang simpanan sedikit-sedikit. Tapi setelah itu saya harus bekerja keras untuk mengembalikannya hehe.

Semesta bekerja dengan caranya, tiba-tiba bos saya mengamini keinginan saya tapi dengan syarat mengawal geng yang memang saya temani untuk pameran. Saint Petersburg menjadi bagian dari itinerary perjalanan kami waktu itu. Dengan kereta api cepat di pagi hari, kami bertolak ke Saint Petersburg. Sayangnya, saya mendapat jatah duduk terpisah dari rombongan. Saya berada di kereta makan. Jadi terdapat berbagai pilihan kelas dan entah bos saya memesankan kelas apa sehingga saya ada di kereta makan *nyengir. Tugas saya memastikan rombongan mendapat kelas yang sesuai dan nyaman dengan kursinya. Baru saya mencari gerbong dan kursi saya.

Saya mendapat kursi dekat jendela, Alhamdulillah jadi bisa lebih banyak melihat ke luar. Saya melihat di sekeliling, Ya Allah tidak ada satupun orang Asia, semua bule-bule dengan mata warna warni, ada yang biru, ada yang hijau tosca, ada juga yang abu-abu dengan kulit putih kemerahan dan rambut pirang. Ada juga yang berkulit hitam pekat dengan postur tubuh hampir 3 kali lipat tubuh saya. Tidak lama saya duduk, datanglah seorang perempuan setengah baya dengan pakaian kerja lengkap dengan tas laptop dan beberapa berkas di tangannya. Dia mengatakan permisi sambil senyum. Saya balas senyuman itu dan kembali menatap jendela. Kemudian menyusul 2 orang laki-laki berkulit putih dengan tubuh tegap yang duduk di depan kami. Mereka pergi dengan 2 orang teman lainnya yang duduk terpisah. Kedua laki-laki ini menatapku tajam. Deg-degan euy diliatin begitu. Tapi saya tidak boleh senyum kecuali mereka senyum duluan seperti Ibu-ibu tadi.

Setelah menjelajah di Istana Musim Dingin Hermitage Saint Petersburg
Doc. Andini Harsono

Sekian menit setelah kereta kami berangkat, awak kabin membagi-bagikan menu makanan dan minuman. Dengan menggunakan bahasa Russia, dia menawariku. Saya balas menggunakan bahasa Inggris dengan memesan segelas teh hijau dan sepotong roti berisi buah-buahan. Widih rasanya enak bangeeeettt.. Ya Allah kapan lagi bisa merasakan keindahan hidup seperti ini. Setelah menghabiskan makan dan minum, saya memilih untuk tidur karena bangun tengah malam dan akan terus melek hingga tengah malam lagi nanti, jadi saya harus menyimpan energi.

Sekitar 1 jam lebih saya terlelap, bangun-bangun hampir semua mata memandang ke arah saya. Sesegera mungkin saya memeriksa keadaan wajah saya apakah ada iler menetes atau kotoran lainnya menempel. Saya periksa kerudung saya dan semua baju saya, semuanya aman-aman saja. Rupanya, konon katanya saya tidurnya pulas sekali sampai sang awak kabin datang untuk mengambil bungkus makanan saya tidak bangun. Ibu-ibu di sebelah saya sedikit memberi tahu tentang itu dan menanyakan saya dari mana. Tidak ada pembicaraan lebih karena dia sedang sibuk ketak ketik di laptopnya. Dia pulang dari rapat di Moscow dan harus menyiapkan laporan untuk kantornya.

Awak kabin datang lagi ke saya dan menawarkan pesanan. Saya menolak. Pertama, karena saya tidak terlalu minat makan selama perjalanan itu dan kedua harganya cukup lumayan euy. Awak kabin datang lagi sampai lebih dari tiga kali. Semua mata memandang ke saya karena mereka asyik makan sementara saya tidak. Akhirnya saya pesan makanan yang aman bagi saya (halal) dan dengan harga paling murah hahaha. Makanan datang dan saya cukup menikmati makanannya. Setelah makan pun awak kabin masih menawarkan untuk makan dessert, tentu saja saya menolak.

Sedang menunggu Metro
Doc. Andini Harsono

30 menit sebelum waktu tiba di tujuan, awak kabin membagi-bagikan bill ke penumpang. Saya sudah siapkan kartu kredit milik bos saya, dalam hati saya mau pinjam dulu uangnya karena saya tidak punya kartu kredit, saya bawa cash tapi nampaknya di kereta itu menggunakan kartu kredit lebih nyaman dan aman. Sudah saya keluarkan kartu kredit di tangan dan siap menerima bill-nya. Sembari sesekali menangkap video area luar kereta, saya tidak kunjung mendapatkan bill. Sampai masinis memberitahukan bahwa 10 menit lagi kita akan sampai di stasiun tujuan akhir. Awak kabin tiba-tiba menghilang jadi saya tidak bisa bertanya mana tagihan saya. Setelah tiba di stasiun, semua penumpang turun dan saya memanggil awak kabin yang melayani makan saya tadi. Saya menanyakan mana bill saya? Dia menjawab sudah terbayarkan bahkan saya dibekali manisan mangga sebelum saya melangkah ke luar. Ketika saya menanyakan bagaimana sudah terbayarkan? Apakah sudah termasuk dalam tiket kereta? Dia menjawab, “Someone paid your bill." sambil tersenyum.

Hah?! Siapa pula seseorang baik hati itu? Saya melangkah ke luar kereta dengan kebingungan. Tapi ya sudahlah. Siapapun dia, semoga dia selalu diberikan kesehatan dan rejeki lancar. Aamiin.

Jadi rejeki saya berlipat-lipat selama perjalanan ke Saint Petersburg. Sudah dikabulkan untuk perjalanan tambahan ke Saint Petersburg, diberikan tiket kereta cepat, dan ditraktir oleh entah siapa itu. Sungguh perjalanan ke Russia tidak akan pernah saya lupakan. Saya sama sekali tidak menyangka bisa ke Moscow dan Saint Petersburg. Kalaupun bisa ke sana dengan biaya sendiri, entah berapa tahun saya bisa mengumpulkan uang untuk biaya ke sana karena bisa mencapai puluhan juta. Namun, Allah memberikan saya jalan-Nya yang sungguh kejutan. Saya bisa ke Moscow dan Saint Petersburg dari pekerjaan. Mendapatkan pengalaman perjalanan selama di sana ditambah dengan pengalaman bekerja bersama orang sana yang wow, menambah banyak insight baru dalam hidup saya.

Terima kasih Allah SWT, terima kasih bos travel saya, terima kasih Ibu-ibu yang saya temani selama di sana, terima kasih mentor saya, terima kasih para tour guide di sana, terima kasih KBRI Moscow, terima kasih Kedutaan Russia di Jakarta, terima kasih semua panitia di sana dan semua pihak yang membantu perjalanan ini. God bless us.

(ki-ka) Andini Harsono, Ibu Estu (bos saya), Ibu Yayuk (Pengusaha Turban Kaloka.id)
Doc. Andini Harsono


Tidak ada komentar