![]() |
Andini saat tiba di Saint Petersburg berfoto di depan Stasiun Doc. Andini Harsono |
Bukan cuma Moscow yang saya sebutkan dalam hati untuk bisa ke sana. Kota Saint Petersburg menjadi tujuan kedua setelah Moscow. Kalau sudah sampai sana, sayang sekali jika tidak ke Saint Petersburg. Tadinya bos saya menolak untuk ke sana karena berbagai alasan. Namun, saya setengah memaksa hehe. Saat bos saya masih bingung memutuskan, saya berkata padanya bahwa saya minta ijin 3 hari extended di sana untuk ke Saint Petersburg seorang diri. Idih nekat banget kan?
Saya
semakin rajin browsing gimana caranya
ke Saint Petersburg dengan cara hemat. Tentunya kalau saya berangkat seorang
diri, saya akan menggunakan budget
backpacker. Ada beberapa cara untuk menuju ke Saint Petersburg dari Moscow.
Paling nyaman sih pakai kereta api cepat dengan menempuh waktu perjalanan
selama 4 jam. Kalau dengan biaya murah, kereta api malam hari bisa menjadi
pilihan. Mengantar penumpang menuju Saint Petersburg selama 9 jam lamanya maka
bisa dijadikan pengganti biaya inap di hotel kan, hehe. Pilihan dormitory hostel bisa sangat membantu
biaya selama berada di sana, saya pun sudah memilih beberapa hostel yang sesuai
dengan kantong. Setelah saya total semua biaya untuk ke sana, saya sudah
siapkan uang tabungan saya untuk digunakan. Syukur Alhamdulillah saya ada uang
simpanan sedikit-sedikit. Tapi setelah itu saya harus bekerja keras untuk
mengembalikannya hehe.
Semesta
bekerja dengan caranya, tiba-tiba bos saya mengamini keinginan saya tapi dengan
syarat mengawal geng yang memang saya temani untuk pameran. Saint Petersburg
menjadi bagian dari itinerary
perjalanan kami waktu itu. Dengan kereta api cepat di pagi hari, kami bertolak
ke Saint Petersburg. Sayangnya, saya mendapat jatah duduk terpisah dari
rombongan. Saya berada di kereta makan. Jadi terdapat berbagai pilihan kelas
dan entah bos saya memesankan kelas apa sehingga saya ada di kereta makan *nyengir.
Tugas saya memastikan rombongan mendapat kelas yang sesuai dan nyaman dengan
kursinya. Baru saya mencari gerbong dan kursi saya.
Saya
mendapat kursi dekat jendela, Alhamdulillah jadi bisa lebih banyak melihat ke
luar. Saya melihat di sekeliling, Ya Allah tidak ada satupun orang Asia, semua
bule-bule dengan mata warna warni, ada yang biru, ada yang hijau tosca, ada
juga yang abu-abu dengan kulit putih kemerahan dan rambut pirang. Ada juga yang
berkulit hitam pekat dengan postur tubuh hampir 3 kali lipat tubuh saya. Tidak
lama saya duduk, datanglah seorang perempuan setengah baya dengan pakaian kerja
lengkap dengan tas laptop dan beberapa berkas di tangannya. Dia mengatakan
permisi sambil senyum. Saya balas senyuman itu dan kembali menatap jendela.
Kemudian menyusul 2 orang laki-laki berkulit putih dengan tubuh tegap yang
duduk di depan kami. Mereka pergi dengan 2 orang teman lainnya yang duduk terpisah.
Kedua laki-laki ini menatapku tajam. Deg-degan euy diliatin begitu. Tapi saya
tidak boleh senyum kecuali mereka senyum duluan seperti Ibu-ibu tadi.
![]() |
Setelah menjelajah di Istana Musim Dingin Hermitage Saint Petersburg Doc. Andini Harsono |
Sekian
menit setelah kereta kami berangkat, awak kabin membagi-bagikan menu makanan
dan minuman. Dengan menggunakan bahasa Russia, dia menawariku. Saya balas
menggunakan bahasa Inggris dengan memesan segelas teh hijau dan sepotong roti
berisi buah-buahan. Widih rasanya enak bangeeeettt.. Ya Allah kapan lagi bisa
merasakan keindahan hidup seperti ini. Setelah menghabiskan makan dan minum,
saya memilih untuk tidur karena bangun tengah malam dan akan terus melek hingga
tengah malam lagi nanti, jadi saya harus menyimpan energi.
Sekitar
1 jam lebih saya terlelap, bangun-bangun hampir semua mata memandang ke arah
saya. Sesegera mungkin saya memeriksa keadaan wajah saya apakah ada iler
menetes atau kotoran lainnya menempel. Saya periksa kerudung saya dan semua
baju saya, semuanya aman-aman saja. Rupanya, konon katanya saya tidurnya pulas
sekali sampai sang awak kabin datang untuk mengambil bungkus makanan saya tidak
bangun. Ibu-ibu di sebelah saya sedikit memberi tahu tentang itu dan menanyakan
saya dari mana. Tidak ada pembicaraan lebih karena dia sedang sibuk ketak ketik
di laptopnya. Dia pulang dari rapat di Moscow dan harus menyiapkan laporan
untuk kantornya.
Awak
kabin datang lagi ke saya dan menawarkan pesanan. Saya menolak. Pertama, karena
saya tidak terlalu minat makan selama perjalanan itu dan kedua harganya cukup
lumayan euy. Awak kabin datang lagi sampai
lebih dari tiga kali. Semua mata memandang ke saya karena mereka asyik makan
sementara saya tidak. Akhirnya saya pesan makanan yang aman bagi saya (halal)
dan dengan harga paling murah hahaha. Makanan datang dan saya cukup menikmati
makanannya. Setelah makan pun awak kabin masih menawarkan untuk makan dessert, tentu saja saya menolak.
![]() |
Sedang menunggu Metro Doc. Andini Harsono |
30
menit sebelum waktu tiba di tujuan, awak kabin membagi-bagikan bill ke penumpang. Saya sudah siapkan
kartu kredit milik bos saya, dalam hati saya mau pinjam dulu uangnya karena
saya tidak punya kartu kredit, saya bawa cash
tapi nampaknya di kereta itu menggunakan kartu kredit lebih nyaman dan aman.
Sudah saya keluarkan kartu kredit di tangan dan siap menerima bill-nya. Sembari sesekali menangkap
video area luar kereta, saya tidak kunjung mendapatkan bill. Sampai masinis memberitahukan bahwa 10 menit lagi kita akan
sampai di stasiun tujuan akhir. Awak kabin tiba-tiba menghilang jadi saya tidak
bisa bertanya mana tagihan saya. Setelah tiba di stasiun, semua penumpang turun
dan saya memanggil awak kabin yang melayani makan saya tadi. Saya menanyakan
mana bill saya? Dia menjawab sudah
terbayarkan bahkan saya dibekali manisan mangga sebelum saya melangkah ke luar.
Ketika saya menanyakan bagaimana sudah terbayarkan? Apakah sudah termasuk dalam
tiket kereta? Dia menjawab, “Someone paid
your bill." sambil tersenyum.
Hah?!
Siapa pula seseorang baik hati itu? Saya melangkah ke luar kereta dengan
kebingungan. Tapi ya sudahlah. Siapapun dia, semoga dia selalu diberikan
kesehatan dan rejeki lancar. Aamiin.
Jadi
rejeki saya berlipat-lipat selama perjalanan ke Saint Petersburg. Sudah
dikabulkan untuk perjalanan tambahan ke Saint Petersburg, diberikan tiket
kereta cepat, dan ditraktir oleh entah siapa itu. Sungguh perjalanan ke Russia
tidak akan pernah saya lupakan. Saya sama sekali tidak menyangka bisa ke Moscow
dan Saint Petersburg. Kalaupun bisa ke sana dengan biaya sendiri, entah berapa
tahun saya bisa mengumpulkan uang untuk biaya ke sana karena bisa mencapai
puluhan juta. Namun, Allah memberikan saya jalan-Nya yang sungguh kejutan. Saya
bisa ke Moscow dan Saint Petersburg dari pekerjaan. Mendapatkan pengalaman
perjalanan selama di sana ditambah dengan pengalaman bekerja bersama orang sana
yang wow, menambah banyak insight baru dalam hidup saya.
Terima
kasih Allah SWT, terima kasih bos travel
saya, terima kasih Ibu-ibu yang saya temani selama di sana, terima kasih mentor
saya, terima kasih para tour guide di
sana, terima kasih KBRI Moscow, terima kasih Kedutaan Russia di Jakarta, terima
kasih semua panitia di sana dan semua pihak yang membantu perjalanan ini. God bless us.
![]() |
(ki-ka) Andini Harsono, Ibu Estu (bos saya), Ibu Yayuk (Pengusaha Turban Kaloka.id) Doc. Andini Harsono |
Tidak ada komentar