One Day Trip To Ho Chi Minh City Doc. Andini Harsono |
Mengunjungi kota Ho Chi Minh waktu itu merupakan kali kedua bagiku. Tapi lagi-lagi saya tidak memiliki waktu lama berada di Ibukota Vietnam ini. Padahal pengen banget bisa ke Hanoi dan rupanya gagal lagi karena adanya Covid-19. Saya harus rela sobek tiket untuk jadwal keberangkatan ke Hanoi pada bulan Maret 2020 lalu hiks.
Sebagai
obatnya, saya kembali melihat foto-foto juga video yang tidak banyak terekam
saat berada di Saigon. Kali pertama berkunjung hanya untuk transit dan
melanjutkan perjalanan ke Cambodia, sedangkan kali kedua berkunjung, hanya 3
hari, itupun bisa dikatakan hanya 1 hari efektif untuk jalan-jalan keliling
kota. Saya ke HCMC bersama seorang Ibu pengusaha turban yang bareng dari Phnom
Penh untuk pameran. Lalu kami melipir ke HCMC untuk short trip. Ibu Yayuk memang belum pernah ke Saigon dan beliau
hanya ingin melihat-lihat seperti apa sih Saigon itu? Icip-icip kulinernya dan
menikmati suasananya.
Kami
sampai di Tan Son Nhat International
Airport sore hari. Setelah selesaai urusan Imigrasi, bagasi dan membeli SIM Card, saya segera memesan grab car menuju hotel yang terletak di Binh Thanh district. Kami menginap di
V&M Hotel yang berada di pinggir jalan raya dan sangat mudah untuk menemui
mini market atau warung-warung kecil di pinggir jalan. Di seberang hotel juga
terdapat toko-toko baju, asesoris dan lainnya. Sangat ramai.
Setelah
check in, kami beristirahat sebentar
dan setelah magrib kami berangkat menikmati malam menuju area Pasar Ben Thanh Market. Saya memesan grab dan sang driver mengirim pesan menggunakan bahasa Viet. Karena masih berada di hotel, saya lantas
meminta bantuan resepsionis untuk membalas pesannya. Selama di perjalanan sang driver diam seribu bahasa. Rupanya dia
tidak bisa bahasa Inggris. Kami berjalan berkeliling pasar dan makan Pho di Osman Halal Food yang terletak tidak
jauh dari pasar.
Pho di Osman Muslim Food Doc. Andini Harsono |
Shrimp Roll di Osman Muslim Food Doc. Andini Harsono |
Sesuai
permintaan Bu Yayuk yang tidak mau dipusingkan dengan itinerary yang padat, maka saya tidak membuat itinerary. Saya browsing
saat itu juga. Kami lebih banyak jalan kaki menikmati indahnya malam di kota
yang menyimpan sejuta sejarah ini.
Memang
bila kita ke Vietnam cuma ke Ho Chi Minh City tidak banyak destinasi yang bisa
dikunjungi. Destinasi di HCMC seperti ke Independence
Palace, Notre Deme Cathedral, Saigon Post Office hingga ke Opera House menjadi tujuan utama kami
saat itu. Lalu sisanya ya spontan saja sesuai kaki melangkah.
---
Tan Dinh Church (Gereja Berwarna
Pink)
Gereja
berwarna pink yang sangat viral di
dunia Instagram itu sangat ramai dikunjungi turis seperti serombongan turis
dari Korea yang sudah hits mau OOTD di gereja itu. Kami kalah saing deh
pokoknya. Kami hanya berfoto sekedarnya saja dan kemudian Ibu Yayuk mengajak
kembali berjalan kaki. Katanya, “Mending jalan-jalan yuk liat pasar, liat
gang-gang rumah kek, liat orang lalu lalang.”. Kami meninggalkan gereja dan
menuju ke sebuah taman bernama Cong Vien
Le Van Tam.
Saya dan Ibu Yayuk di Gereja Pink Doc. Andini Harsono |
“Namanya jalan-jalan itu harus santai Din. Enjoy. Gue kerja keras ya buat menikmati seperti ini. Kapan lagi coba kita bisa santai sambil bergaya Eropa kayak gini hahaha. Sebelum beneran bisa ke Eropa, kita latihan dulu hahaha.” ucap Bu Yayuk dengan riang.
Taman tempat kami bersantai Doc. Andini Harsono |
Vinh Nghiem Pagoda
Waktu
menunjukkan pukul 12.30 dan saya mengajak Ibu Yayuk melanjutkan perjalanan ke Vinh Nghiem Pagoda. Pagoda yang cukup
luas ini membuat kami kepo dengan apa saja yang ada di dalamnya. Tanpa dipungut
biaya masuk, kami dipersilakan untuk berkeliling dan mengambil foto di sekitar
pagoda. Ada satu pagoda yang setiap saya ambil foto selalu miring Pagodanya. Entah
memang saya yang posisinya miring atau bagaimana hehe.
Vinh Nghiem Pagoda Doc. Andini Harsono |
Di depan pagoda ada yang jual seperti rujak. Saya ngiler ngeliat sambal rujaknya dan akhirnya beli seporsi. Karena kesulitan browsing akhirnya saya menggunakan bahasa tubuh untuk memesan rujak hingga ke pembayaran. Saya keluarkan uang VND 50.000 dan Ibu itu mengembalikan VNC 30.000. Harga seporsi rujak kurang lebih Rp. 13.000,-. Murah kan?
Independence Palace, Notre Deme
Cathedral, Saigon Post Office
Selanjutnya
kami ke Independence Palace. Museum
yang menjadi destinasi wajib kalau ke HCMC ini sangat ramai dikunjungi turis. Kami
pun puas mengelilingi semua bangunan hingga ke taman belakang. Menjelang sore,
Ibu Yayuk mengajak berjalan kaki lagi menuju Notre Deme Cathedral. Sepanjang jalan kami menemukan bangunan unik
dan bisa dipastikan usianya ratusan tahun. Udara Ho Chi Minh yang sedang
bersahabat membuat nyaman perjalanan kami.
Di depan Independence Palace Doc. Andini Harsono |
Kami
duduk-duduk santai di depan gereja dan beranjak ke Kantor Pos lalu menyusuri
taman buku lalu hujan pun datang. Spontan, kami menuju Coffee Shop yang berada di area taman buku itu untuk berteduh. Kami
tidak menemukan satu buku pun yang bisa dibaca karena semua menggunakan bahasa
Viet. Hujan malam itu menjadikan suasana semakin romantis. Hihi
Hujan
selesai, Ibu Yayuk memintaku untuk makan malam di Osman Muslim Food tempat semalam kami makan. Katanya Pho-nya enak.
Kapan lagi makan Pho enak di Negara asalnya plus murah lagi. Kami menghabiskan
malam sambil menikmati kuliner khas Vietnam itu. Kami berdua berharap semoga
suatu hari nanti, bisa kembali ke Saigon dan menjelajah kota-kota lainnya,
terutama Hanoi. Aamiin..
Berfoto miring setelah sekian kali ambil foto hehe Doc. Andini Harsono |
---
Catatan
:
Tiket
masuk Independence Palace VND 40,000
SIM
Card VND 175,000
Beef
Pho VND 50,000
Minuman
VND 15,000 – 25,000
Grab
Car per destinasi antara 20,000 – 35,000 tergantung jarak
Grab
Car dari Bandara menuju hotel VND 125,000
Secangkir
kopi VND 55,000
Tidak ada komentar