Jogja Menjadi Tujuan Mengawali Tahun 2024

 



Selamat tahun baru teman-teman MainJalan. Semoga di tahun 2024 ini lebih baik lagi, senantiasa diberi kesehatan, kebahagiaan, dimurahkan rezeki, dimudahkan segala urusan dan diberi kesempatan untuk MainJalan lebih jauh lagi. Aamiin..

Libur akhir dan awal tahun pada kemana nih? Kalau saya kebetulan ada kegiatan di Temanggung, Jawa Tengah jadi sekalian liburan dan extended di Jogja. Kisah perjalanan di Temanggung nanti saya ceritakan di artikel selanjutnya yaa. Sekarang saya ingin berbagi cerita betapa randomnya perjalanan saya di Jogja bersama Mba Endah *lol. Inilah kisah hari terakhir liburan ke Jogja kemarin hehe.

--

"Mba jadi hari ini kita mau kemana?" pertanyaan saya ke Mba Endah, teman MainJalan kali ini edisi Jogja awal tahun 2024.

"Lo udah pernah ke Warungboto?"

Berpikir sejenak dan, "Yuk, gue belum pernah ke sana."

Kami bergegas menyiapkan diri. Sekitar pukul 09.00 WIB kami keluar hotel. Tujuan pertama adalah sarapan tapi gak tahu mau sarapan apa akhirnya makanan cepat saji yang kami temui di dekat hotel menjadi pilihannya.

Tanpa berlama-lama menghabiskan menu sarapan, kami segera menuju Situs Warungboto yang terletak di Jalan Veteran No. 77, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta ini.


Situs Warungboto Pesanggrahan Sultan Hamengkubuwana II

Warungboto merupakan situs bersejarah dari abad ke-18 (1785M) dibangun oleh Sultan Hamengkubuwana II sejak beliau menjadi pangeran yang bernama Pangeran Rejakusuma.

Situs Warungboto dulunya pesanggrahan raja dan keluarganya yang dikenal dengan Pesanggrahan Rejowinangun. Selain sebagai tempat istirahat, Pesanggrahan ini merupakan sebuah benteng pertahanan dari sisi timur Keraton Ngayogyakarta.



Pesanggrahan Rejowinangun memiliki banyak ruang yang hingga saat ini masih dapat kita lihat. Saya dan Mba Endah berkeliling hampir ke seluruh bagian Situs. Naik turun tangga yang ukuran tangganya tidak sama ini cukup membuat kami olahraga *senyummanis.

Selain ruang-ruang, terdapat kolam pemandian yang di dalamnya ada sumber mata air atau TUK. Namun, saat ini TUK sudah tidak berfungsi lagi. Bangunan ini juga terdapat Mikrab untuk tempat ibadah dan menara pandang.
 

Indahnya struktur bangunan Warungboto mengundang wisatawan untuk mengabadikan momennya di sini. Banyak diantaranya menjadikan tempat ini sebagai foto pre wedding.

Kami sempat ngobrol dengan salah satu petugas yang menjaga dan merawat Situs Warungboto. Beliau bercerita tentang sejarah bangunan secara umum dan berharap Situs Warungboto menjadi salah satu destinasi wisata melengkapi Keraton dan Taman Sari.

Kemegahan Situs Warungboto yang sudah mengalami pemugaran masih dapat terlihat dan dirasakan. Situs yang saat ini berada di antara pemukiman penduduk, tidak menyurutkan makna kemegahannya. Untuk berkunjung ke sini, pengunjung cukup mengisi kotak yang tersedia di pintu masuk.


Tempo Gelato Penawar Letih Setelah Keliling Warungboto

Mba Endah membawa saya ke sebuah tempat menikmati Gelato tersohor di Jogja yaitu Tempo Gelato. Kami mendatangi outletnya yang besar di Prawirotaman. Cuaca yang panas dan kelelahan naik turun tangga Warungboto, membuat kami semangat melahap 3 variant Gelato dalam satu cup medium.

Saya memilih Matcha, Choco Mint dan Lecy. Sedangkan Mba Endah memilih Coffee, Matcha dan Lemongrass. Menariknya ada rasa-rasa yang tidak biasa seperti Kemangi, Lemongrass dan Ginger. Saya penasaran dengan rasa Kemangi tapi ragu untuk memilihnya ke dalam cup jadi saya hanya mencicipi aja. Oh My God rasanya seperti kita sedang makan pecel lele dengan lalapan kemangi :)



Tempo Gelato memiliki 65 variant rasa dan untuk cup medium dengan 3 rasa dibandrol harga Rp. 45.000,-. Kenyang dan menyenangkan hehe.


Santai Siang Sambil Ngopi di Ng'laras Coffee

Mba Endah sudah browsing tempat asyik buat rehat santai sambil ngopi yang menunya ada makanan beratnya dekat dengan Tempo Gelato. Berjarak kurang lebih 300 meter, kami menikmati siang yang panas hingga sore yang tiba-tiba hujan di Ng'laras Coffee and Gelato di Jalan Gerilya Brontokusuman.

Saya tidak memesan kopi karena masih kenyang makan Gelato jadi saya pesan Ice Rossela Strawberry dan hhmm segar sekali. Kalau Mba Endah memesan Hot Latte dan Sparkling Mint Strawberry. Seperti biasa, Mba Endah akan memesan lebih dari 1 minuman *lol.

Siomay dan Jamur Crispy menjadi temannya. Rasa makanan dan minumannya oke. Siomaynya enak. Untuk harga, standard jajan di cafe lah yaa hehe.


Random Tiba-tiba Nonton Abang Jason Statham

Wacana untuk nonton memang sudah terbersit dalam hati sejak hari pertama kami bertemu di Yogya. Iya, kami memang janjian jalan bareng ke Yogya, Mba Endah dari rumahnya di Pati, sedangkan saya dari Temanggung ada kegiatan di sana. Ternyata kami sama-sama ingin mengajak nonton. Romantis banget kan *eh.

"Din, habis ini nonton aja deh yuk. Si Babang Jason Statham udah tayang kan."

Saya langsung beli tiket online di bioskop yang tidak terlalu jauh dari penginapan. Kami nonton pukul 18.50 sementara kami sudah sampai di bioskop kurang dari pukul 17.00. Diiringi hujan intensitas sedang, kami kedinginan.




Film berdurasi 105 menit cukup menghibur. Aksi Jason Statham dalam membela seorang Ibu pensiunan tetangganya cukup memukau. Dengan gaya khasnya menggunakan setelan jas rapi dan tanpa banyak dialog, Jason berhasil menyita perhatian kami dari awal hingga akhir film.


Hamzah Batik, Teras Malioboro dan Angkringan Menjadi Itinerary Penutup

Selesai nonton masih pukul 20.40 WIB masih sempat jika ingin ke toko-toko. Hamzah Batik Malioboro menjadi pilihan kami. Saya pribadi suka ke Hamzah kenapa? Karena wangi hehe.

Barang yang dijual beranekaragam dengan harga yang variatif mulai dari yang murah hingga yang mahal. Karena saya kurang jago nawar harga maka tempat-tempat seperti Hamzah Batik menjadi pilihan tepat untuk berbelanja. 

Setelah menemukan apa yang dicari, kami menyusuri Jalan Malioboro yang sebagian kiosnya sudah tutup. Kami masuk ke Teras Malioboro lalu berhenti menikmati menu Angkringan.

Teh Jahe Panas, Jeruk Panas, Nasi Bungkus dan beberapa tusuk sate khas Angkringan menjadi penutup itinerary MainJalan kami di Jogja. Selama 4 hari, kami tidak punya itin khusus mengingat Jogja merupakan kota masa remaja saya, jadi saya lebih ingin banyak rehat. Pun dengan Mba Endah yang ternyata ingin jalan santuy.

Perjalanan awal tahun tanpa buru-buru, tanpa berburu destinasi, tanpa rencana tujuan pasti, menikmati aktivitas yang perlahan dan lebih banyak 'anteng' membuat saya lebih fresh, siap menjalani tahun 2024 yang saya yakin pasti banyak kejutan dalam hidup. Semoga perjalanan di tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya lebih menyenangkan, diberi kesehatan, kebahagiaan dan keberkahan. Aamiin.

Terima kasih Mba Endah, teman MainJalan awal tahunku.




2 komentar

  1. Hii Mba, kebetulan aku baca blog nya mba ini saat posisi baru aja tiba semalem di Jogja. Mau menyusun agenda untuk jalan-jalan week end besok eh lah kok ada tulisan ini. Salah satu tujuan juga ke Tempo Gelato yang hits nya masya allah sampe ke Jawa Timur. Haha Selebihnya masih ngambang tapi nemu ini bsa jadi referensilah.

    BalasHapus
  2. 3 hari di Jogja kenapa begitu cepat berlalu ya??? Gak sadar tau-tau sudah harus back to reality... yukss berikutnya jalan santuy kemana lagi kita??

    BalasHapus