Alhamdulillah gak nyangka di bulan kelahiran saya mendapat kejutan yaitu dengan checklist 1 destinasi impian sejak lama, Danau Toba. Gak tahu harus gimana, gak tahu tujuannya mana aja selama di sana, dalam hati berkata, yang penting saya bisa menyapa Danau Toba walaupun sebentar. Berkejaran dengan waktu karena masih dalam rangka roadshow pekerjaan, Danau Toba setia menanti dengan kecantikan menawan.
Bertolak pukul 00.15 dini hari dari Kota Medan menuju Parapat hanya ditempuh dalam waktu sekitar 5 jam. Udara dingin menusuk dan kegelapan masih menyelimuti Danau Vulkanik terbesar di dunia ini, membuat saya loading karena baru saja sadar dari tidur sepanjang jalan.
“Ombus-ombus Kak. Silakan Kakak. Hangat-hangat enak Kak.” Sapa seorang Ibu penjual Ombus-ombus. Saya yang masih mengumpulkan nyawa menggeleng menolak tawarannya sembari melempar senyuman dan ucapan terima kasih. Sang Ibu setia menanti kami dengan berharap Ombus-ombusnya laku dibeli.
Tentu saya gak sendiri. MainJalan singkat ke Danau Toba ditemani oleh Mba Wawa, Pak Satto, dan Kak Akbar. Bagi Pak Satto sudah kali kedua ke Danau Toba, apalagi Kak Akbar yang memiliki memori masa kecil di tanah ini. Sedangkan Mba Wawa baru kali pertama seperti saya. Bahagia sekali Ya Allah.
Ombus-ombus kami lewatkan begitu saja (mohon maaf Ibu), kami bergerak mencari warung makan sembari menunggu jemputan berikutnya. Kami memesan Teh Anget untuk menghangatkan tubuh. Ternyata Danau Toba sedingin itu. Deretan menu yang terpampang di tembok menggoda untuk disantap. Menariknya, Indomie menjadi makanan ringan di sana *lol.
Puas menyantap Mie Rebus, menghabiskan Teh Anget maka kami bergerak menuju Masjid terdekat. Sholat subuh yang sudah berada di ujung waktu dan bebersih diri supaya lebih segar. Kami siap berkeliling Danau Toba dari Parapat hingga Balige.
Singgah di Kaldera Menyapa Cantiknya Danau Toba
Lagi-lagi tubuh minta untuk istirahat, perjalanan Parapat menuju Kaldera sekitar 1 jam cukup membuat saya terlelap sekejap. Begitu bangun, alunan musik tanah Batak menyambut dan membuat saya sadar. Ya Allah Danau Toba di depan mata *emotlovelove.
Hamparan Danau tenang menyapa pagi hari lengkap dengan kesejukan dan keindahannya yang menawan. Ketika melihat keindahannya, auto lupa gadget, lupa masalah, lupa rasanya sakit, lupa lelah, yang ada hanya cinta dan rindu yang tertinggal di Toba. Secantik itu, suweerr.
Berkeliling Kaldera menikmati sejuknya udara, tingginya pepohonan, cuitan burung, dan kesunyian pagi hari adalah kenikmatan yang gak bisa dibeli dengan apapun. Mahal sis.
Sebetulnya belum puas menikmati sudut Danau Toba dari Kaldera tapi kami sudah harus melanjutkan perjalanan agar menghemat waktu. Di tengah perjalanan kami melewati Taman Eden yang sayang jika harus dilewatkan.
Mendadak trekking di Taman Eden diantara rimbunnya berbagai jenis pepohonan dan air terjun yang jernih airnya menjadi penawar kelelahan kami. Memang betul kata orang kalau kembali ke alam adalah obat paling mujarab.
Setelah main-main di air dan jalan menyusuri pepohonan, saking tenangnya saya mengantuk. Serius, saya lebih banyak tidur ketika di Danau Toba :(
Balige, Kota Kecil Nan Mengesankan
Waktu makan siang kami tiba di Balige. Mencari makanan halal di kota ini gak terlalu sulit. Pilihannya yang jelas Restoran Masakan Padang dan Warteg dengan logo Halal. Macam sedang MainJalan di luar Negeri yaa. Karena lapar sekali, Masakan Padang menjadi pilihan tepat.
Kota ini sunggulah slow living. Setelah makan siang, kami singgah di coffee shop terdekat sambil menunggu waktu check-in hotel dan menyelesaikan beberapa pekerjaan. Lagi-lagi saya tertidur di meja. *kek mana Dini.
Gak lama kami memutuskan untuk segera ke hotel untuk beristirahat. Teman-teman lain beneran tidur di hotel giliran saya yang gak bisa tidur. Sumpah -.-
Saya memilih menikmati sunset dari balik jendela kamar. Menikmati kekosongan jalanan di Balige. Menikmati genteng-genteng rumah orang dan teriakan-teriakan mereka saling mengobrol. Pengalaman luar biasa di Balige.
Malam tiba, kami berkeliling kota untuk menyantap makan malam. Jauh-jauh ke Balige, kami bertemu orang Jawa yang sudah tinggal menetap puluhan tahun di sana. Sebagian toko sudah tutup padahal masih belum jam 8 malam. Street food-nya pun gak banyak. Khayalan saya bermain jauh. Seandainya tinggal di sini, beuh.
Sayonara Toba dari Silangit
Hati tak ingin segera pisah namun harus. Belum puas rasanya menyapa Danau Toba. Belum ke Pulau Samosir menyebrang menggunakan kapal. Belum menyapa Sigale-gale dan lainnya. Sungguh singkat MainJalan ke Danau Toba. Tapi gak apa-apa, memang sudah seharusnya begitu. Rezekinya baru segitu, mana tahu segera dapat rezeki lagi bisa ke Danau Toba lebih lama sehingga bisa mengunjungi lebih banyak tempat di sana.
Dari Jakarta ambil penerbangan ke Silangit bisa dari Halim bisa dari Soetta. Harga tiket lebih murah daripada ke Kualanamu. Lebih murah lagi kalau muter ke Kuala Lumpur dulu Heuheu.
Selama di sana bisa sewa mobil supaya mudah untuk berkeliling. Danau Toba itu kan luas banget yaa, jadi kita bisa menikmati keindahannya dari 7 Kabupaten/Kota yang mengelilinginya. Danau Toba juga dingin sekali. Udaranya bersih, pemandangannya membuat mata tak berkedip. MasyaAllah.
Kado di bulan kelahiran saya yang luar biasa dari Allah. Terkadang gak perlu waktu lama untuk perjalanan yang mengesankan. Perjumpaan singkat dengan Danau Toba sudah cukup membuat saya lebih segar dan yang pasti semakin mensyukuri hidup. Maha Besar Allah dengan segala ciptaan-Nya.
Danau Toba akan kembali masuk ke daftar tujuan MainJalan saya. Mana tahu bisa barengan dengan teman-teman ya kan :D kita nikmati keindahan alam Indonesia. Terima kasih Mba Wawa, Pak Satto dan Kak Akbar yang sudah dengan kompak MainJalan ke Danau Toba. 2 bulan ke depan ke sana lagi yuk :)
Tidak ada komentar