“Tidak apa-apa kalau kamu tidak baik-baik saja.” – kampanye kesehatan mental dari konselia.id
Pesan ini menjadi pelipur bagi banyak orang yang selama ini merasa sendirian dalam perjuangannya menghadapi beban mental yang kadang masih sering tidak dihiraukan bahkan dilupakan di tengah hiruk pikuk dunia yang terus berlari.
Merawat diri, bukan hanya tubuh tetapi juga jiwa. Di balik senyum yang mungkin sering ditampilkan di depan kawan-kawan atau di postingan sosial media, ada jiwa yang lelah, ada batin yang berteriak meronta meminta pertolongan. Kesibukan pekerjaan, tekanan rutinitas, dan tuntutan sosial atau mungkin datang dari keluarga tak jarang membuat seseorang merasa kewalahan. Kondisi seperti ini harus segera disadari dan ditangani.
Kalau melihat data dari Goodstats yang merujuk pada Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 oleh Kementerian Kesehatan, tercatat bahwa 1,4% penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun mengalami depresi. Bisa diartikan, dari setiap 100 orang, ada sekitar satu hingga dua orang yang mengalami gangguan kesehatan mental tersebut.
Generasi Z menjadi kelompok usia yang paling rentan, angka depresi pada usia 15 hingga 24 tahun mencapai 2%. Jangan anggap remeh angkanya kecil tapi dampaknya bisa sangat besar. Kenyataannya banyak orang yang masih enggan, atau tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami gejala depresi.
Berbekal semangat kepedulian ini hadir seorang perempuan dari Yogyakarta bernama Pipit Septiani bersama konselia.id, sebuah ruang aman untuk mereka yang butuh didengarkan.
Konselia.id merupakan sebuah platform layanan konseling online yang berbasis di Yogyakarta. Platform ini hadir untuk membantu masyarakat memperoleh akses ke layanan dukungan kesehatan mental dan konseling dengan mudah serta terjangkau.
Dari Keresahan Pribadi Jadi Gerakan Nyata
Pipit memulai langkahnya membantu orang lain agar bisa menemukan ketenangan yang dulu juga pernah ia cari. Menurutnya, setiap orang berhak punya ruang untuk bercerita tanpa takut dihakimi atau merasa “aneh” hanya karena sedang merasa tidak baik-baik saja.
Bahkan ia sering menemui orang-orang di sekitarnya menutupi luka batin karena takut dibilang lemah, tidak bersyukur bahkan kurang iman. Padahal rasa cemas, sedih, atau stres yang berkepanjangan bisa sama seriusnya dengan penyakit fisik.
Ibaratnya, kalau sakit fisik kita bisa segera berobat ke dokter, tapi kalau hati, pikiran dan jiwa sakit harus pergi kemana? Saya pun sering berpikir demikian ternyata Pipit sudah memikirkan hal tersebut hingga mendorongnya melahirkan ide besar dan berani merealisasikannya.
Dari sanalah lahir konselia.id. Platform konseling daring yang menjadi jembatan masyarakat dengan para konselor profesional. Visi utamanya jelas yaitu menjadikan layanan konseling sebagai suatu yang mudah dijangkau, aman, dan bebas stigma.
Sehingga siapa pun yang sedang mencari bantuan konseling bisa segera dilakukan secara daring tanpa harus datang langsung ke klinik atau rumah sakit. Ini langkah kecil yang berdampak besar. Mereka yang memerlukan konseling tetap merasa aman dan nyaman karena bisa dilakukan dari balik dinding kamar (ibaratnya seperti itu).
Menembus Tembok Stigma Masyarakat Terhadap Kesehatan Mental
Kesehatan mental memang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Tanpa diminta dia bisa datang tiba-tiba dan mendatangkan persoalan-persoalan baru karena jika mentalnya sedang sakit maka akan berdampak pada sakit fisik. Belum lagi akan mengganggu pekerjaan atau aktivitas lainnya. Seseorang bisa menjadi sangat tidak produktif karena dirinya merasa cemas, gangguan tidur, dan depresi.
Hal ini kalau tidak segera ditangani akan menyebabkan banyak hal terjadi. Namun, kita masih punya pekerjaan rumah. Masalah terbesar dalam isu kesehatan mental di Indonesia adalah stigma di masyarakat.
Banyak orang masih menganggap depresi, gangguan kecemasan, atau burnout hanya drama kehidupan yang dapat diatasi dengan sabar dan doa.
Dalam beberapa kasus, sabar dan doa saja tidak cukup. Namanya manusia tugas kita tetap berusaha yaitu dengan pergi ke profesional. Ada banyak kasus yang terjadi kaitannya dengan kesehatan mental, dukungan profesional bisa menyelamatkan hidup seseorang.
Melalui kampanyenya di platform sosial media, konselia.id tidak hanya menyediakan layanan konseling daring, tapi juga edukasi publik tentang kesehatan mental.
Platform ini membangun jembatan antara masyarakat dan konselor dengan cara sederhana, menyenangkan dan penuh empati. Pipit percaya perubahan besar dimulai dari keberanian untuk mendengarkan.
Dengan sistem yang sederhana, Konselia berkembang menjadi ruang digital yang aman, ramah pengguna, siapa pun dari berbagai daerah bisa mengakses layanan Konselia hanya dengan gawai dan koneksi internet.
Perjalanannya tentu tidak mudah. Pipit harus meyakinkan banyak pihak mulai dari tenaga profesional hingga calon pengguna bahwa platform Konselia aman, tetap menjaga etika, kerahasiaan, dan empati yang seharusnya ada dalam sesi konseling.
Seiring berjalannya waktu, kepercayaan mulai terbangun kuat melalui konsistensi. Pipit bekerja sama dengan berbagai konselor profesional dan tenaga psikologi untuk memastikan layanan di konselia.id tetap berkualitas dan sesuai standard etika.
Saat ini sudah ribuan orang yang mengakses Konselia. Akhirnya sebagian orang berani mengakui bahwa dirinya butuh pertolongan.
Konselia Menerima Penghargaan SATU Indonesia Awards 2024
Melalui dedikasinya, Pipit Septiani dari Konselia.id terpilih sebagai penerima apresiasi tingkat provinsi dalam program Astra SATU Indonesia Awards tahun 2024 bidang kesehatan. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam bidang kesehatan khususnya inovasi layanan konseling online.
Konselia bersama PT Astra International Tbk berkomitmen menghadirkan layanan konseling yang profesional, mudah diakses, dan terjangkau bagi masyarakat.
Edukasi tentang kesehatan mental pun penting. Melalui Konselia hal ini sangat mungkin dilakukan. Masyarakat diajak lebih sadar terhadap kondisi mentalnya dan mengubah persepsi tentang arti sehat bukan hanya fisik saja.
Zaman modern dengan kecanggihan teknologi seperti sekarang ini, tekanan hidup bisa datang dari mana saja. Deadline pekerjaan, FOMO di media sosial, masalah keluarga, percintaan, dan banyak lagi. Kalau tidak segera disadari jika memang sedang merasa “tidak baik-baik saja”, maka hal ini bisa menjadi ledakan bom waktu.
Pipit terus berusaha membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental sebagaimana kita menjaga kesehatan fisik. Melalui berbagai kampanye kesehatan mental di konselia.id, Pipit mengingatkan tidak apa-apa untuk berhenti sejenak, untuk lebih memilih diri sendiri, dan untuk mencari pertolongan.
Ruang Aman untuk Setiap Jiwa
Apresiasi dari SATU Indonesia Awards 2024 ini menjadi penyemangat Pipit dan tim Konselia. Baginya, Konselia sudah seperti anak yang dilahirkan dan dibesarkannya sejak 2018 lalu.
Pipit pernah mengalami di titik paling jatuh. Mengorbankan banyak hal, kehilangan banyak hal hingga akhirnya ia sadar pada momen paling jatuh itu, Tuhan memaksanya untuk bangkit dan kembali tumbuh.
Hal baik terus berdatangan, Pipit merasakan kehadiran Maha Baik Tuhan dalam setiap langkahnya. Pada tahun 2024 dirinya dan tim konselia.id bertahan dengan ribuan klien yang mempercayakan konselia sebagai platform layanan konseling hingga ia mendapat pengalaman terbaik mendapatkan Anugerah SATU Indonesia Awards 2024 bidang kesehatan provinsi DIY.
Harapannya, menjadi yang terbaik dan terus menebarkan kebaikan bagi sesama.
Selain itu, ia berharap dapat membawa konselia seperti tingginya gedung-gedung di Jakarta serta membantu kiprah konselor sebagai profesi yang patut untuk diperjuangkan seperti yang seharusnya.
Saya mengutip dari tulisannya pada linkendin pribadinya, “Tiap kali saya melihat banyak orang membutuhkan bantuan, saya hanya berpikir satu hal, dan hanya satu hal saja, bahwa; Konselia-lah yang paling dekat dengannya.”
Kisah inspiratif Pipit Septiani dan konselia.id ini membuka pencerahan baru bagi saya pribadi. Bahwa langkah kecil kalau dilakukan secara konsisten dapat menghasilkan dampak besar. Tentu bukan hanya untuk diri sendiri tetapi banyak orang akan merasakan manfaatnya.
Bagaimana keberanian melawan stigma, dan tentang empati yang diwujudkan dalam teknologi menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Melalui konselia.id Pipit bukan hanya membangun platform tetapi juga ruang aman bagi jiwa-jiwa yang lelah. Konselia.id bukan hanya platform namun sebuah gerakan dari Yogyakarta yang mengajarkan kita bahwa peduli itu menenangkan, dan setiap jiwa berhak untuk sembuh.
Pada akhirnya, menjaga kesehatan mental bukan tanda kelemahan melainkan keberanian untuk mencintai diri sendiri. Salam sehat lahir batin, jiwa raga.
Tidak ada komentar